Kreatif

CARA UNIK ANAK-ANAK INDUSTRI KREATIF UKRAINA KAMPANYE CEGAH PERANG DUNIA III

Di tengah invasi Rusia, industri kreatif Ukraina masih terus berusaha bertahan. Kini tak cuma memikirkan cuan, mereka juga berupaya keras bagaimana agar tanah air mereka nggak jadi medan Perang Dunia III.

title

FROYONION.COM -  Kalangan pekerja industri kreatif Ukraina udah pusing dengan cara bagaimana bisnis mereka bisa tetep jalan dan cuan meski Rusia ngajak mereka baku hantam. Tapi mereka juga masih nyempetin buat mikirin cara supaya negaranya nggak jadi arena buat negara-negara lain untuk mengobarkan Perang Dunia III.

Dilansir dari adweek.com, dikabarkan para pekerja industri kreatif di Ukraina sedang meminta bantuan SDM dari seluruh dunia supaya gabung dalam kampanye mereka untuk mengakhiri pertumpahan darah di negara mereka sehingga tak perlu berkobar PD III yang bisa membawa petaka bagi dunia yang udah terpukul parah sama pandemi.

Mereka meluncurkan sebuah proyek bernama Prevent WW3 yang meminta bantuan pada para spesialis industri kreatif dari berbagai belahan dunia yang peduli terhadap perdamaian dunia, bahkan permintaan ini terbuka bagi para pekerja kreatif Rusia yang juga nggak setuju dengan presiden mereka soal invasi ini. Intinya kalo lu merasa terpanggil untuk berkontribusi, hayuk aja gabung dengan kampanye mereka ini.

Karena ini kampanye oleh anak-anak kreatif, website kampanye itu juga dikemas secara unik dan menarik. Di website lu nggak bakal disambut paragraf dan kalimat yang standar. Justru kata-kata ajakan berkampanye disajikan dalam bentuk brief yang biasa dipake di antara kalangan pekerja kreatif saat dapet kerjaan dari klien.

“Inilah brief paling penting yang lu pernah baca. Tujuannya untuk membantu menghentikan Perang Dunia III yang mungkin bisa pecah di Ukraina. Mungkin nggak bakal menang di Cannes tapi menyelamatkan jutaan nyawa manusia,” tulis mereka di website preventww3.in.ua itu.

Pendekatan ini dipilih karena emang ditujukan buat para pekerja profesional di bidang kreatif kayak marketing dan periklanan dari semua negara yang peduli dengan isu ini.

Di situ dijelasin juga beberapa aspek yang bisa digarap supaya tujuan mulia itu tercapai. Di antaranya ialah dengan menginspirasi orang-orang di sekitar kita untuk berdonasi membantu para pengungsi Ukraina yang tersebar di luar negara mereka, mengajak NATO atau mendorong orang menandatangani petisi untuk menutup wilayah mereka dari pesawat Rusia yang bisa melintas menuju ke Ukraina, dan memerangi propaganda Rusia yang sengit di media-media informasi dan kanal komunikasi.

Dari ajakan ini, udah muncul beberapa tanggapan dalam bentuk upaya konkret misalnya Sabine Georg yang menjabat sebagai managing director Miami Ad School Europe yang ajak mahasiswa-mahasiswi yang diajarnya buat terlibat dalam kampanye ini.

Seorang desainer bernama Guido Barrata juga terpanggil ikut dalam kampanye antiperang ini dengan membuat komunitas online khusu desainer yang peduli. Barrata dikenal sebagai desainer berpengalaman yang udah kerja buat brand global kayak Samsung dan TripAdvisor. Jadi nggak heran jejaringnya luas dan bisa bentuk komunitas dengan secepat kilat.

Ada lagi Julian Cole yang kerjaannya konsultan strategi untuk brand besar kayak Apple, Facebook dan Disney yang membagikan kampanye antiperang tadi melalui kanal-kanal media sosialnya dan menawarkan bantuan finansial.

Bahkan ada pengarah kreatif dari Rusia yang tinggal di Moskow yang bergabung dalam kampanye. Tapi karena demi alasan keamanan, namanya nggak bakal diumbar ke publik. Takut digasak Putin pastinya.

Pengarah kreatif Ukraina, Serhii Malyk, mengatakan komunitas ekonomi kreatif Ukraina kompak untuk mensukseskan kampanye ini. Sejak invasi Rusia terjadi, para spesialis komunikasi bekerja membentuk banyak unit kreatif untuk membela negara kami dan menghentikan peperangan, tulisnya dalam sebuah pernyataan untuk AdWeek.

Para pekerja kreatif Ukraina dengan senang hati menyambut kontribusi melalui email preventww3inua@gmail.com. Berminat gabung? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca