In Depth

SEBAB KITA SEMUA TIDAK BISA BAHAGIA TANPA UANG!

Tulisan ini membedah sesat pikir yang menganggap bahwa manusia bisa bahagia tanpa uang. Padahal harus diakui bahwa uang memiliki peranan vital dan selalu ikut andil di semua lini kehidupan manusia, termasuk untuk menggapai kebahagiaan!!

title

FROYONION.COM - Tepat pada 01 April 2023 lalu, website Froyonion menayangkan artikel dari Abdurrahman Rabbani yang berjudul, “Bahagia Tanpa Uang Bisa Nggak, Sih?”. Dari artikel tersebut, penulis mencoba untuk memberikan pandangannya bahwa kita bisa bahagia tanpa uang. 

Meringkas dari artikel itu, berbagai cara untuk bisa bahagia tanpa uang antara lain dengan selalu bersyukur dengan apa yang dipunya, fokus dengan hal-hal yang membuat bahagia, memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang terdekat, berpikir positif, dan membuat orang lain bahagia. 

Tapi melihat hal tersebut, rasa-rasanya kok penulis sedang menghibur dirinya sendiri. Karena tidak masuk akal kalau manusia bisa bahagia tanpa uang. Pun tulisannya juga seperti omongan-omongan motivator yang selalu membual tanpa mengetahui realita yang sesungguhnya. Bayangkan saja, masak ketika ada orang dengan gaji UMR Jogja atau menjadi guru honorer harus mensyukuri pendapatannya yang tidak seberapa itu. 

Pun bukankah sifat manusia sukar untuk selalu bersyukur? Manusia selalu memiliki sifat merasa kurang. Selalu ingin lebih dan lebih. Tapi yang jelas dari situ membuat mereka mesti bekerja. Makanya ada istilah bekerja untuk mencari uang. Karena dengan uang manusia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Mereka jadi bisa terus menyambung hidupnya. 

Apakah salah ketika manusia bekerja hanya untuk mendapatkan uang? Tentu tidak salah, dong. Bahkan banyak kok orang-orang yang menjadikan uang sebagai penunjang motivasi untuk giat bekerja. Seperti contoh menjadi kontributor di website ini, bukan? Kalau kita rajin menulis, walhasil bisa mendapatkan reward yang sesuai dengan apa yang kita kerjakan. 

Menjadi rahasia umum pula bahwa ketika manusia bekerja dengan gaji yang layak, mereka cenderung senang dan bahagia melakukannya. Mereka jadi bisa memenuhi berbagai keinginannya. Manusia mana sih yang nggak suka kalo keinginan-keinginannya terpenuhi. 

Lalu Mas Abdur turut menuliskan bahwa kita bisa bahagia tanpa uang dengan fokus kepada hal-hal yang membuat bahagia, dalam hal ini dia mencontohkan membaca buku. Padahal jangan salah, orang yang suka baca buku kerap kali punya keinginan untuk memiliki buku-buku impian yang bagus dan mahal. 

Selain itu, tidak jarang pula timbul keinginan untuk memiliki perpustakaan pribadi dengan koleksi buku yang beragam. Bukankan untuk mencapai semuanya perlu membutuhkan uang, dan tidak masalah bukan? Toh hal itu justru bagus karena dengan begitu mereka telah memberi makanan bagi pikirannya dengan buku-buku yang dibacanya. 

Ada juga asumsi lain yang mengatakan, kita bisa bahagia tanpa uang dengan cara memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang terdekat. Sementara penulis mungkin melupakan bahwa di luar sana banyak hubungan yang renggang, ribut, atau malah berantakan karena faktor ekonomi. Bagaimana bisa menjalin hubungan harmonis sementara makhluk bernama uang sebagai alat penopangnya tidak terpenuhi. 

Tak ayal dari situ membuat banyak orang yang sudah berkeluarga, entah suami atau istri, harus bekerja jauh dari tempat tinggalnya hanya untuk mendapatkan uang yang lebih. Banyak anak yang patah hati bahkan frustasi karena tidak bisa menempuh pendidikan karena terkendala biaya. 

Intinya, keluarga yang harmonis minimal berkecukupan dalam segi finansial. Jadi apakah semua itu tidak cukup untuk memberikan bukti bahwa hubungan yang harmonis sangat perlu membutuhkan uang?! 

“Manusia bisa bahagia tanpa uang dengan berupaya untuk membuat orang lain bahagia,” begitu opini dari Abdurrahman Rabbani. Kok ini kesannya gak masuk akal, ya. Bukankan membahagiakan orang lain cara konkretnya adalah dengan uang. 

Semisal kita punya uang, lalu mentraktir makan teman kita, mereka akan bahagia. Atau semisal kita membelikan tiket konser, mereka akan senang bukan kepalang, iya atau iya?. Walhasil langkah-langkah kita itu akan disukai oleh teman-teman kita.  

Oh mungkin maksud Mas Abdur adalah dengan menghibur mereka? Tapi tetep saja sih, lebih suka dikasih uang daripada sekedar dihibur. Percaya deh. Jadi tips-tips tentang cara bahagia tanpa uang yang diberikan Abdurrahman Rabbani justru tidak bisa lepas dari sesuatu yang bernama uang. Bahkan sangat perlu membutuhkan uang. Sungguh hal yang sangat kontradiktif. 

Toh Cak Lontong pernah mengatakan, “apalah artinya uang, kalau kita tidak punya.” Karena memang pada intinya, dengan uang, setengah atau bahkan sepenuhnya masalah hidup kita akan teratasi. Dengan uang, hidup manusia jadi nggak sumpek.  

Sebab suatu kepastian bahwa semua orang, baik yang punya uang ataupun tidak, masing-masing memiliki masalah. Tapi percayalah, lebih mending memiliki masalah di saat punya uang daripada memiliki masalah pas lagi bokek. 

Analoginya begini; Punya uang kita paling bingung mau makan apa. Sedangkan kalo tidak punya uang, kita bingung bisa makan atau enggak. Simpel. Pun kita kerap kali mendengar atau membaca bahwa uang itu bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Uang tidak bisa membeli kebahagiaan tapi bisa untuk merentalnya. 

Lalu muncul sebuah keraguan, jangan-jangan orang yang beranggapan bahwa uang tidak penting, justru menghabiskan hidup mereka hanya untuk mencarinya. Alangkah naifnya orang-orang seperti itu. Makanya akui saja bahwa uang memiliki peranan yang vital dan urgent bagi kehidupan kita, termasuk untuk menggapai kebahagiaan.

Dan terakhir, mengutip perkataan pamungkas dari Filsuf Perancis, Albert Camus, sekaligus untuk menampar tulisan Abdurrahman Rabbani adalah, “Salah satu keangkuhan spiritual adalah saat orang berpikir bahwa mereka bisa bahagia tanpa uang.” Jadi sekali lagi, apakah kita bisa bahagia tanpa uang? Jawabannya adalah tidak sama sekali! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khoirul Atfifudin

Masih berkuliah di Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. Saat ini sedang memiliki ketertarikan pada dunia musik dan tulis-menulis.