Esensi

RISET: KURANG TIDUR BIKIN KAMU ENGGAN MEMBANTU SESAMA

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan perilaku enggan membantu sesama. Apa iya kurang tidur bisa bikin kita jadi enggan membantu sesama? Berikut penjelasannya, Civs.

title

FROYONION.COM - Berapa jam tidur optimal kalian setiap malam? Pada dasarnya, tolok ukur jam tidur orang dewasa pada umumnya disarankan tidur tanpa gangguan apapun selama tujuh hingga sembilan jam setiap malamnya. Sayangnya, banyak di antara kita, terutama anak muda yang memiliki durasi tidur kurang dari durasi tersebut. 

Banyak faktor yang menyebabkan kurang tidur adalah budaya anak muda Indonesia saat ini yang suka begadang menghabiskan waktu dengan menonton TV, kerja lembur, bermain handphone, nongkrong hingga larut malam sampai masalah psikis yang menyebabkan gangguan tidur di masa-masa tertentu.

Gangguan kurang tidur akibat kebiasaan begadang ini bisa bikin kamu bangun dalam kondisi yang tidak segar, bahkan gusar. Selain fisik, dampak kurang tidur pun terlihat nyata bagi kesehatan mental kita. 

Sebuah studi penelitian oleh para ilmuwan dari dua universitas di Amerika Serikat dan Inggris menemukan fakta bahwa orang yang kurang tidur cenderung lebih egois, enggan membantu sesama dan pelit. 

Menurut penemuan terbaru mereka, ketika seseorang yang tidak mendapatkan tidur yang optimal, itu dapat menumpulkan aktivitas di bagian otak yang memicu sikap murah hati dan mudah bersosialisasi.

Dalam penemuan terbaru tersebut menunjukkan bagaimana gangguan kurang tidur dapat mengurangi empati seseorang, berikut penjelasannya.

ENGGAN BANTU SESAMA

Penelitian yang dimuat dalam jurnal PLOS One pada 23 Agustus 2022, para peneliti dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat ingin mengetahui bagaimana kecukupan waktu tidur bisa mempengaruhi motivasi seseorang untuk menolong orang lain. Penelitian ini terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu individu, kelompok, dan masyarakat.

Secara individu, para peneliti menggunakan kuesioner untuk menakar kerelaan partisipan menolong orang lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti menunjukkan jalan atau membantu membawa barang bawaan. Perilaku ini dipantau selama dua hari yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu satu hari tanpa tidur dan satu hari cukup tidur. 

Hasilnya pun cukup jelas. Partisipan tersebut menunjukkan penurunan motivasi menolong orang lain setelah tidak tidur seharian, dibanding dengan kelompok yang cukup tidur. Hasil ini  telah disesuaikan dengan faktor lain seperti kewas-wasan hingga suasana hati.

PERHATIKAN KUALITAS 

Dalam percobaan kedua, para peneliti merekrut 171 partisipan berusia rata-rata 37 tahun secara online. Tujuannya pun sama, yaitu untuk melihat apakah variasi kecukupan tidur bisa mempengaruhi motivasi seseorang untuk menolong sesama.

Para partisipan diminta membuat jurnal tidur selama empat malam dan diminta mengisi kuesioner online setiap malam mengenai keinginan untuk saling tolong-menolong. Hasilnya, penurunan kualitas tidur  juga berkaitan dengan penurunan motivasi seseorang untuk menolong orang lain.

Menariknya, dari penelitian kelompok tersebut, motivasi tolong-menolong ini bukan datang dari jumlah durasi tidur. Jika penelitian individu memperlihatkan jam tidur penting untuk menjaga motivasi menolong, penelitian ini menunjukkan kualitas tidur lebih berdampak terhadap motivasi menolong dibanding durasi tidur.

KURANG TIDUR BIKIN PELIT?

Dalam eksperimen ketiga yang dilakukan oleh para peneliti menggunakan data donasi yang dibuat oleh sebuah yayasan amal nasional online antara 2001 dan 2016. Dari data tersebut, para peneliti melihat apakah berkurangnya jam tidur saat waktu musim panas bisa mempengaruhi jumlah donasi yang diberikan.

Bagi yang belum tahu, waktu musim panas adalah praktik memajukan jarum jam satu jam lebih cepat pada musim semi, dan memundurkan jarum jam satu jam lebih lambat pada musim gugur. Jadi, menurut waktu musim panas, ada 23 jam sehari pada akhir musim dingin atau awal musim semi, dan 25 jam sehari pada musim gugur.

Dibanding minggu-minggu sebelum dan sesudah penyesuaian waktu musim panas, para peneliti menemukan sebuah fakta bahwa berkurangnya jumlah donasi saat minggu-minggu transisi ke waktu musim panas. Hal ini tak terlihat dalam data negara-negara bagian yang tak mengikuti waktu musim panas, seperti Arizona dan Hawaii.

Kedua penelitian sebelumnya memantau bagaimana kurang tidur bisa menurunkan motivasi menolong orang lain. Akan tetapi, penelitian ketiga ini menunjukkan bagaimana waktu tidur yang berkurang satu jam saja bisa menurunkan motivasi seseorang untuk jadi dermawan.

FUNGSI SOSIAL TIDUR

Pada penelitian pertama, setelah pengisian kuesioner, para peneliti juga menggunakan pemindaian MRI fungsional (fMRI). Tujuan dari pemindaian fMRI ini  adalah untuk melihat dampak kurang tidur terhadap daerah otak yang terlibat dalam perilaku prososial. 

Hasilnya pun cukup mengejutkan. Para peneliti menemukan bahwa kurang tidur berdampak terhadap berkurangnya aktivitas otak yang terkait dengan kognisi sosial. Para peneliti melihat bahwa berkurangnya motivasi perilaku menolong akibat kurang tidur terkait dengan berkurangnya aktivitas di daerah otak yang memicu kognisi sosial. Hasil penelitian tersebut makin membuktikan bahwa pengaruh kurang tidur terhadap perilaku menolong disebabkan oleh gangguan di daerah otak ini. 

Pemindaian MRI ini mengungkapkan lebih sedikit aktivitas di bagian otak yang disebut jaringan kognisi sosial ketika seseorang yang sedang lelah dapat membuat mereka lebih kejam. Dr Liz Halstead, dari Departemen Psikologi dan Pengembangan Manusia di University College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan bahwa studi ini benar-benar menunjukkan betapa pentingnya tidur dalam fungsi sosial manusia. 

Halstead selaku peneliti dalam studi ini menyebut bahwa kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati, memori, dan kemampuan dalam membuat keputusan sehingga dapat berdampak besar pada orang-orang. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen orang tidak mendapatkan jumlah tidur yang tepat untuk mereka. "Itu akan memiliki implikasi besar untuk interaksi mereka dengan orang lain," ujar sang peneliti.

Para peneliti mencatat bahwa studi bertajuk "Sleep loss leads to the withdrawal of human helping across individuals, groups, and large-scale societies" ini adalah studi pertama yang mengaitkan tidur dan perilaku menolong. Oleh karena itu, studi selanjutnya perlu menjelaskan peran tidur dalam memicu perilaku prososial.

Salah satu peneliti dari studi tersebut, Dr. Eti Ben Simon menekankan pentingnya studi ini terhadap analisis hubungan tidur dengan perilaku manusia. Menurutnya, dengan merawat diri sendiri (salah satunya dengan cukup tidur), maka manusia baru bisa berbuat baik terhadap sesamanya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Satrio Adi Pradipto

Hamba tuhan yang selalu mencintai sepakbola (dan kamu).