Esensi

PASIR SANGRAI: ALTERNATIF MINYAK GORENG DENGAN KEARIFAN LOKAL

Dilupakan karena dianggap cara goreng buat yang nggak mampu beli minyak goreng, sekarang pasir sangrai mulai dilirik ibu-ibu se-Indonesia lagi. Dan jangan lo pikir kerupuk doang yang bisa digoreng pake pasir sangrai. Sebagai anak muda Indonesia, lo kudu tau kalo pasir sangrai juga bisa dipake goreng banyak jenis makanan, Civs.

title

Beberapa hari ini masyarakat Indonesia sedang gempar dengan keberadaan minyak goreng yang penuh misteri, ketika harga eceran tertinggi ditentukan oleh pemerintah tiba-tiba minyak goreng menjadi langka di pasar, toko sembako, mini market, maupun supermarket. Tetapi pada saat harga eceran tertinggi minyak goreng dicabut pemerintah tiba-tiba minyak goreng membanjiri setiap toko dengan harga yang melejit naik fantastis dari harga sebelumnya dan tentu variatif.

Menghadapi harga minyak yang naik tinggi per liternya ibu-ibu atau siapa pun saja yang menggunakan minyak goreng sebagai kebutuhan sehari-hari mengaku kebingungan dalam menghadapi permasalahan tersebut. Terlebih di sosial media sedang hangat jadi bahan obrolan mengenai statement berbentuk pertanyaan dari ibu Megawati (presiden RI ke 5), yang sebelumnya fenomena minyak goreng sudah banjir cibiran karena keberadaannya seperti setan yang tiba-tiba banyak pada saat harganya naik, dan tiba-tiba langka saat harganya semua sama alias seragam sesuai HET dari pemerintah.

Meminimalisir penggunaan minyak goreng untuk menggoreng ternyata bisa digantikan dengan menggunakan pasir. Eitss, tapi bukan asal sembarang pasir ya yang digunakan. Harus dengan pasir yang telah melalui proses pencucian berkali-kali.

AWAL BUDAYA GORENG

Masyarakat Indonesia mulai mengolah makanan dengan cara menggoreng sudah sejak zaman kerajaan, hal tersebut tercantum di dalam Serat Centhini, ada satu bagian yang menjelaskan tentang sesajian untuk upacara pernikahan, di antaranya masakan berbahan daging ada yang ditusuk, dibakar, direbus, digoreng, maupun dikukus, disebutkan juga menu sayuran yang ditumis. Ada kemungkinan orang-orang di Nusantara mengenal pengolahan makanan dengan cara digoreng terpengaruh oleh kedatangan bangsa Tionghoa ke Nusantara. Yang pada awalnya orang-orang Tionghoa datang ke Nusantara untuk berdagang, namun lambat laun mereka menetap dan berdiaspora dengan masyarakat Nusantara yang kemudian memperkenalkan berbagai macam kebudayaan, salah satunya ialah mengolah makanan dengan digoreng. 

Masyarakat Tiongkok sudah menggoreng untuk mengolah makanan sejak sekitar abad ke 3 M-4 M dan berkembang pesat. Menggoreng merupakan cara memasak tradisional masyarakat Tionghoa. Menurut Thomas O. Hollmann dalam The Land of the Five Flavor: a Cultural History of Chinese Cuisine menyebut bahwa menggoreng adalah salah satu dari banyak metode memasak yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Tionghoa. Di dalamnya termasuk teknik stir-fry (jian chao) dan deep-fry (zha).

Dijelaskan oleh Hollmann juga peralatan masak dari logam menjadi sangat penting untuk mengolah makanan sejak abad ke 3 M. Menurutnya, orang Tiongkok sudah memanfaatkan teknik pengecoran untuk membuat peralatan masak jauh sebelum orang Eropa menerapkan.

BUKAN SEMBARANG PASIR 

Kembali lagi ke pembahasan inti di awal, mengganti peran minyak goreng dengan pasir. Entah sejak kapan masyarakat Indonesia mulai menggunakan pasir untuk menggoreng, tetapi banyak orang yang berpendapat bahwa orang-orang yang berada di pesisir Cirebon-lah yang mengawali penggunaan pasir untuk mengganti posisi minyak goreng dalam bab goreng menggoreng, lebih tepatnya untuk menggoreng kerupuk yang berbahan dasar tapioka atau lebih dikenal dengan nama kerupuk melarat.

Sebenarnya tidak hanya di Cirebon saja, sudah banyak masyarakat yang sejak lama menggunakan pasir sebagai pengganti minyak goreng, seperti di Subang yang menjual kerupuk miskin sebagai oleh-oleh khas dari sana, serta di Kediri yang biasanya menjual kerupuk melarat atau kerupuk padang pasir dengan ditambahkan olahan petis sebagai saus cocolannya agar cita rasa yang masuk ke mulut para konsumen semakin nikmat.

Selain untuk menggoreng kerupuk, pasir juga dapat digunakan untuk menggoreng ikan, kacang, biji kopi hingga popcorn. Tetapi khusus menggoreng ikan tidak bisa langsung begitu saja, ikan harus dibungkus dengan daun jati atau daun pisang ketika digoreng. Jika diperlukan lumuri dengan bumbu terlebih dahulu sebelum dibungkus dengan daun dan kemudian digoreng.

Tidak semua makanan bisa digoreng menggunakan pasir sangrai, hanya beberapa makanan tertentu, maka dari itu sudah diingatkan dari awal bahwa peran pasir sangrai ini untuk meminimalisir penggunaan minyak goreng, bukan menggantikan seutuhnya.

Pasir sebagai pengganti minyak goreng biasanya menggunakan pasir dari gunung dicampur dengan pasir pantai, keduanya memiliki tekstur yang kasar dan berwarna hitam. Pasir sangrai seperti itu pun tidak susah mendapatkannya, sudah banyak dijual di marketplace online dengan variasi harga sesuai dengan banyak atau sedikitnya massa pasir.

Setidaknya pasir sangrai ini membantu para ibu maupun semua orang yang kesusahan dalam menghemat pemakaian minyak goreng yang harganya kian menggila setelah HET minyak goreng dicabut oleh pemerintah. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Imam Luqman

Mahasiswa Sastra Indonesia tingkat akhir di salah satu kampus negeri di Surabaya, anggota masyarakat urban di Surabaya dan aktif di kesenian teater dan film pendek