Esensi

MENGENAL TIGER PARENTING: POLA ASUH ANAK KHAS ORANG TUA ASIA

Sadar nggak kamu bahwa para orang tua Asia punya ciri khas sendiri dalam mengasuh anak-anak mereka? Kenapa ini bisa terjadi? Yuk baca di sini!

title

FROYONION.COM – Tiger Parenting adalah pola asuh khas orang tua Asia yang memiliki ciri-ciri otoriter dan kontrol yang ketat pada anak mereka. Pola asuh ini bertujuan untuk membentuk sang anak menjadi seorang yang sukses dan berprestasi. 

Pola asuh ini menerapkan cara yang ekstrem dalam mendidik, khususnya pada terkait hal akademik. Terkadang Tiger Parenting menekankan sang anak untuk tidak menginap, berpesta atau melakukan kegiatan santai mereka tetap bisa fokus dalam belajar.

Istilah Tiger Parenting berasal dari buku berjudul "Battle Hymn of the Tiger Mother" karya Amy Chua, profesor hukum dari Yale University.  Mengutip dari laman American Psychological Association (APA). Amy Chua tumbuh berasal dari orang tua yang mengadopsi pola asuh ini. 

Dalam bukunya itu, Chua menjelaskan bahwa yang dilakukan oleh orang tuanya berhasil membawa ia mendapatkan prestasi, termasuk menjadi seorang lulusan Harvard University.

BACA JUGA: STRICT PARENTS: INI YANG AKAN DIRASAKAN ANAK

CIRI-CIRI TIGER PARENTING

Menurut penuturan Amy Chua, orang tua yang mengadopsi bentuk Tiger Parenting kerap menerapkan aturan yang cenderung keras, tegas, demi mengajak anak mereka untuk mau bekerja keras dan disiplin sejak dini. 

Orang tua Tiger Parenting memaksa anak untuk melecutkan daya kompetisi anak dimana mendapatkan nilai 9 saja tidak cukup, harus sempurna. Dan itu berlaku untuk hampir semua mata pelajaran, atau seminimalnya semua mata pelajaran eksakta (ini sih sudah pasti relate sama kalian).

Melansir dari laman Kumparan terdapat beberapa ciri lain dari Tiger Parenting sebagai berikut:

  1. Tidak memberi izin anak lebih banyak bergaul dengan teman-temannya. 
  2. Selalu menuntut anak untuk mendapatkan nilai tinggi dalam semua ujian dan sering kali memberikan hukuman ketika anak gagal melakukannya.
  3. Lebih peduli tentang pencapaian anak daripada peduli tentang cara anak mencapai dan menghormati harga diri lebih dari kemampuan anak. 
  4. Orang tua lebih peduli dengan standar diri sendiri daripada kesukaan anak. 
  5. Takut menceritakan sesuatu kepada orang tua dengan alasan akan ditegur. 
  6. Orang tua sulit untuk percaya dengan sang pada banyak hal dan terus mengingatkan juga menuntut.

ASAL-USUL TIGER PARENTING

Menurut penuturan Chua, Asal-usul dari bentuk pola asuh ini berakar dari konsep konfusianisme kuno yang tercatat dalam Analek Konfusius (Wikipedia: Berisi kumpulan tulisan ajaran, diskusi, percakapan, juga komentar dari Konfusius dengan para muridnya, antar murid, dan wacana Ajaran Konfusius).

Konfusianisme yang dikembangkan oleh filsuf ternama Konfusius, pada periode musim semi juga musim gugur yang menyebarkan ajaran atau nilai-nilai seperti:

Bakti, Keharmonisan keluarga, kerja keras, daya tahan di tengah kesukaran, dan pendedikasian diri menuju keunggulan akademik melalui pengejaran pengetahuan.

Jadi bagi masyarakat Cina Kuno, saat itu pendidikan adalah hal yang paling utama. Karena dianggap sebagai alat untuk mobilitas sosial vertikal untuk seseorang dan keluarganya. Karena bagi masyarakat era Dinasti Ming dan Qing, strata sosial untuk seorang sarjana dianggap memiliki derajat yang lebih tinggi ketimbang menjadi seorang pedagang.

Dan pada akhirnya bentuk pola asuh ini menyebar ke negara-negara yang terdapat pengaruh budaya-budaya Cina, seperti: Korea, Vietnam, Jepang, bahkan Indonesia.

Karena alasan penyebaran ini lah yang akhirnya menjadi kecirian atau khas bentuk pola asuh orang tua di dataran Asia. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khalid Asmadi

Seorang mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi, katanya sih suka baca buku filsafat, cuma ga pinter pinter amat. Pengen jago ngegambar biar bisa bikin anime.