In Depth

KENAPA SESEORANG BISA PATAH HATI DAN BAGAIMANA SOLUSINYA? INI JAWABAN PAKAR

Zahwa Islami, Ranting Mangga, dan Ali Ma’ruf membagikan cerita tentang patah hati serta bagaimana solusinya. Mereka bertiga berada dalam satu panggung dalam sesi diskusi acara “Merayakan Patah Hati” yang diadakan oleh Mojok x By.U pada Sabtu, 24 Juni 2023 di Kancane Coffee & Tea Bar, Sleman, Yogyakarta

title

FROYONION.COM - Saat patah hati, tak sedikit orang yang mengalami depresi, stres, denial, bertanya-tanya, atau bahkan menganggap dunia ini telah hancur. Tapi pernahkah memikirkan kenapa seseorang bisa patah hati. Untuk pertanyaan ini, Zahwa Islami selaku psikolog klinis dan seseorang yang sering share ihwal relationship membagikan pengalaman dan jawaban atas pertanyaan itu. 

“Di tahun 2020 saya pernah di fase LDR tapi mendapat kabar kalau pasangan saya selingkuh. Ditambah mama-papa aku memutuskan untuk pisah. Dari situ aku merasa, ‘kenapa ya hidup begini banget’, ‘Kenapa ya kok patah hati bisa sesakit ini’,” kata Zahwa sewaktu acara Mojok x By.U pada Sabtu, 24 Juni 2023 di Kancane Coffee & Tea Bar, Sleman, Yogyakarta. 

Dari situlah ia memiliki pandangan bahwa cinta merupakan energi yang sangat besar. Cinta bisa membuat orang untuk berubah. Yang tadinya biasa saja lekas belajar supaya seseorang yang dicintai bisa menerimanya. Entah belajar lebih menarik, entah belajar agar lebih cerdas, belajar tentang kesukaan gebetannya, dan seterusnya. 

“Bahkan ketika cinta itu akhirnya patah, banyak orang bisa glow up dengan caranya sendiri. Apalagi kita sebagai cewek. Abis patah hati belajar skin care, belajar nge-gym. Itu mungkin bukan sekedar untuk healthy, tapi ingin ngebuktiin, ‘nih gue bisa lho bahagia tanpa, lo’,” imbuhnya. 

Pun kata Zahwa, di luar sana banyak orang yang baru merasakan keindahan dunia ketika lagi jatuh cinta dan ada pada relasi romantis. Hal semacam ini bagi Zahwa bukan perkara alay atau lebay.  Tapi kenyataanya tidak sedikit orang yang bisa merasakan kasih sayang dan kehangatan dari keluarga. Jadi wajar ketika dunia cinta itu hilang, seakan runtuh hidupnya. 

JAWABAN ATAS PATAH HATI 

Sedangkan menurut Ali Ma’ruf, Sang Pakar Patah Hati,  seseorang bisa patah hati itu karena memang ia gagap dalam menanggapinya. “Orang tua kita pun jarang ngajari untuk menghadapi patah hati. Mereka tidak mengajari kita bagaimana cara mengatasi kehilangan. Selalu disuruh untuk meraih ini meraih itu. Ya akhirnya kita perlu membekali diri sendiri,”  kata Ali Ma’ruf sewaktu acara Mojok x By.U pada Sabtu, 24 Juni 2023 di Kancane Coffee & Tea Bar, Sleman, Yogyakarta.

Ali juga menambahkan bahwa setiap orang yang mengalami patah hati itu bisa diobati, hanya saja durasi masing-masing orang berbeda-beda. Sehingga ketika memperoleh bekal yang banyak, orang itu akan lebih mudah melewati fase patah hati. 

Pembekalan disini bisa ditujukan kepada referensi yang diperoleh, entah melalui buku, hasil perenungannya, atau yang lainnya. Pada intinya, ketika patah hati penting sekali bagi seseorang untuk menerima dan menyadari. Dan ketika hal itu sulit, jangan sungkan untuk berbagi cerita, entah kepada teman yang dipercaya atau kepada psikolog. Jangan sekali-kali dipendam sendiri. 

Pun Ranting Mangga dan Zahwa Islami sepakat bahwa Tuhan juga perlu diikut sertakan ketika seseorang sedang mengalami fase patah hati. “Kita masih punya Tuhan yang maha membolak-balikan hati. Jadi kita minta tolong dengan-Nya,” imbuh Ranting Mangga sewaktu acara Mojok x By.U pada Sabtu, 24 Juni 2023 di Kancane Coffee & Tea Bar, Sleman, Yogyakarta. 

Zahwa turut menambahkan bahwa dalam keyakinan beragama mencintai karena Allah itu penting. Bahkan bisa dibilang banyak orang di Indonesia tetap bahagia karena masih percaya adanya Tuhan. “Selalu ada syukur, untung, puji tuhan. Sehingga apapun yang terjadi kembalikan ke sesuatu yang infinity. Karena terkadang kita tidak tahu maksud Tuhan tapi kita harus selalu yakin kalau itu baik,” imbuhnya.

Pun yang jelas jangan sampai ketika habis patah hati, kita terlalu berlama-lama menutup hati. Ada seseorang yang mendekati justru malah menutup rapat hati atau malah mempermainkannya. Padahal ketika ada seseorang yang mendekati sudah semestinya diberi kesempatan. Zahwa pun mengatakan demikian.  

“Poinnya adalah di fleksibel. Bagaimana kita memahami siapa saja orang yang perlu dekat dengan kita dan memberikan kesempatan nantinya agar cinta itu tumbuh. Karena inget, kita manusia kita bertumbuh dan berproses,” katanya. 

LEKAS BERANI UNTUK MENYATAKAN PERASAAN

Mendekati akhir-akhir diskusi, ada pembacaan cerita dari audiens yang hadir. Bahwa salah satu audiens secara ringkasnya ia tidak berani untuk menyatakan perasaan kepada teman perempuannya. Pendek kata ia ‘penyintas’ friendzone.

Kasus semacam ini pun langsung ditanggapi oleh Ali Ma’ruf. Bahwa ia juga pernah di fase tersebut; ragu-ragu untuk menyatakan cinta. Tapi akhirnya Ali memberanikan diri untuk menyatakan perasaan dan menanggalkan sifat pengecut itu. 

“Saya pernah saya suka sama seseorang, saya nggak tau dia suka atau engga. Dia di Jakarta, terus aku kesana hanya untuk menanyakan apakah dia juga memiliki perasaan yang sama. Dan ternyata tidak. Yowes aku balek. Itu pencapaian terbesarku selama aku jadi pengecut, dan aku bangga sama diri sendiri. Aku merasa aku berani,” ungkap Ali. 

Dari situ pula Ali belajar ketika suka sama seseorang ya harus diungkapkan. “Toh momen bisa diciptakan. Toh hal yang paling buruk adalah bagaimana kita mempersiapkan kehilangan. Jadi kalo pun nggak diterima saat nembak, ya itu sekarang. Sehingga aku bisa melanjutkan hidup lagi dan bersenang-senang dengan teman-temanku,” imbuhnya. 

Ranting Mangga pun turut menanggapi terkait fenomena friendzone itu. Bahwa kalau hal itu mengganggu pikiran sudah semestinya tidak bisa didiamkan saja. Karena yang namanya manusia harus fokus ke hal-hal lain di luar kesibukannya dengan cinta. Maka dari itu penting sekali untuk mengutarakan kalau menaruh rasa dengan seseorang. 

Dan terakhir, Zahwa ikut memberikan motivasi bahwa yang menyakitkan itu bukan penolakan tetapi ekspektasi kita sendiri. 

Ketika mau mengungkapkan perasaan, kita perlu memahami tujuannya apa. Apakah untuk melepaskan pikiran atau mengharapkan dia kembali mencintai kita. Ingat kita tidak bisa mengendalikan perasaan orang lain. Sehingga ketika ingin mengungkapkan fokuslah kepada apa yang merasa membuatmu terbebani,” tutup Zahwa. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khoirul Atfifudin

Masih berkuliah di Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. Saat ini sedang memiliki ketertarikan pada dunia musik dan tulis-menulis.