Esensi

GANJA: PELECUT ATAU PENGHAMBAT KREATIVITASMU?

Telah dipakai sebagai pengobatan herbal sejak sebelum kelahiran Nabi Isa, ganja punya stigma negatif. Di negara kita, pengguna dan bandarnya bisa dibui. Tapi bagaimana kaitannya ganja dan kreativitas kita? 

title

FROYONION.COM - Baru-baru ini berita soal satu kasus konsumsi ganja beredar. Seorang aktor muda yang baru berusia 25 tahun berinisial RN dikabarkan terjerat pihak berwajib karena ketauan jadi pemakai ganja.

Kasus-kasus terkait konsumsi ganja begini emang nggak hal yang baru, Civs. Sebelumnya udah banyak kok pesohor-pesohor tanah air yang kena kasus yang sama juga. Nggak usah nyebut nama, bisa googling sendiri.

Kalau kita mau tilik sejarahnya ke belakang, ganja memiliki rekam jejak yang panjang dalam peradaban manusia. Kalau lo pernah baca, ganja ini tanaman yang pernah disebut dalam mitologi, catatan sejarah, menjadi bagian dari budaya dan tradisi kuno sampai jadi bahan penelitian-penelitian ilmiah.

Kali ini gue mau bahas lebih ke aspek kreativitas dan kaitannya ama ganja. Karena ya banyak orang di industri kreatif yang demen ‘nyimeng’. Kita bisa liat sosok-sosok musisi terkenal kayak mendiang Bob Marley, rapper Snoop Dogg, penyanyi pop Miley Cyrus. Sampai Brad Pitt juga nggak malu ngaku dirinya suka ngeganja.

Sosok pengguna ganja yang paling dikenal di dunia desain dan teknologi mungkin adalah almarhum Steve Jobs, salah satu pendiri Apple, yang di biografinya yang ditulis Sir Walter Isaacson bahwa pas kuliah antara tahun kedua dan ketiganya di tahun 1970-an Jobs mulai cicipi ganja. 

“Gue nge-fly untuk pertama kalinya musim panas itu. Gue baru 15 taun dan sejak itu make ganja teratur,” tulis Isaacson di biografi itu berdasarkan penuturannya Jobs.

Tahu anaknya ngeganja, ayah angkat Jobs langsung marah besar. Itu pertama kalinya Jobs kena damprat sampe parah banget sama ayahnya. Untungnya Jobs berhasil membuat ayahnya melunak.

‘PISAU BERMATA DUA’

Buat lu yang lagi sibuk buat bisnis baru alias jadi entrepreneur, ganja ternyata punya efek dobel. Ganja di satu sisi bisa memberi efek positif pada tingkat kreativitas wirausahawan dalam melahirkan ide baru, ucap peneliti dari Washington State University dalam Journal of Business Venturing. Kesimpulan ini didapat setelah meneliti 254 orang pengusaha.

Pengusaha yang make ganja, kata peneliti, cenderung bisa menghasilkan ide yang lebih orisinal tapi sayangnya juga lebih susah direalisasikan jadi produk/ jasa yang nyata. 

Orisinalitas sebuah ide bisnis emang penting tapi buat apa kalau susah dijadikan kenyataan? Tapi kalo terlalu mudah direalisasikan, biasanya sebuah ide kurang orisinal juga. Hal ini berlaku terutama buat mereka yang sebelumnya juga memang sudah memiliki passion yang relatif kuat buat eksplor ide-ide bisnis baru.

NGGAK BAGUS BUAT DAYA KREASI

Setelah kita bahas soal dampak positifnya, ganja ternyata nggak gitu bagus buat lu yang sedang mau ningkatin kemampuan berpikir kreatif. Plus, ganja juga bikin lu makin kurang peka terhadap kesalahan sendiri. Ini kontraproduktif buat lu yang kerjaannya mengutamakan aspek kreativitas dan akurasi yang tinggi.

Pernyataan ini bukan khayalan gue aja tapi simpulan dari penelitian ilmiah untuk disertasi seorang psikolog bernama Mikael Kowal yang fokus meneliti efek-efek yang bisa ditimbulkan dari konsumsi ganja, sebagaimana dikutip hasilnya dari Leiden Universiteit.  

Om Kowal nemuin adanya perbedaan fungsi-fungsi tubuh terkait hormon dopamin dalam tubuh manusia. Kenapa dia neliti dengan konsentrasi ke dopamin? Karena zat kimia satu ini penting banget buat kinerja otak supaya tetap tajam dan supaya kita bisa terus belajar. Buat lu yang merasa susah belajar, bisa jadi ada gangguan produksi dopamin. 

Pengguna ganja menunjukkan kinerja otak yang kurang tajem pas sesi brainstorming alias curah gagasan. Padahal brainstorming ini proses mental yang penting buat kinerja kreatif, sesuatu yang udah jadi ritual wajib para pekerja kreatif. 

Ada banyak orang percaya kalo ganja bisa meningkatkan kreativitas, tapi eksperimen ini nunjukin sebaliknya, kira-kira gitu inti pernyataan Kowal.

Kalau dikonsumsi bertahun-tahun atau dalam jangka panjang, kemampuan memantau kesalahan jadi kurang efektif. Dosis ganja yang tinggi mempengaruhi proses mencerna kesalahan dalam otak.

Kekurangan dopamin ini bisa dideteksi di badan orang. Frekuensi kedipan mata secara spontan yang melebihi kewajaran jadi salah satu cara mengetahui kekurangan dopamin dalam tubuh seorang pengguna ganja. 

Dari sini kita jadi paham bagaimana efek konsumsi ganja ke kreativitas: bahwa apapun kalau berlebihan itu jelek. Ganja memang nggak 100% buruk tapi masalahnya adalah saat keterusan pake, manusia seringnya nggak tahu batas dan cenderung menyalahgunakan. Di sinilah saat timbulnya berbagai masalah. Kalau sudah kecanduan, produktivitas bisa menurun banget dan nggak bisa kreatif kalo nggak ngisep ganja dulu. Wah!

Padahal masih banyak kok cara buat lebih kreatif tanpa harus kecanduan sesuatu. Lu bisa lebih kreatif dengan keluar rumah dan bersentuhan dengan alam, meditasi, bergaya hidup aktif, kenalan dengan orang-orang baru di luar circle lu yang biasa (sumber: HBR). 

Ada lagi yang bisa kita lakuin biar lebih kreatif, Civs? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca