In Depth

EMANG BENER YOUTUBE MAKIN NGGAK RAMAH BUAT KREATOR KONTEN DAN PENONTON?

Siapa sih yang masih nonton TV sekarang? YouTube kayaknya lebih familiar dan merajalela di pasar tontonan masyarakat saat ini. Walau begitu, makin lama YouTube terasa makin nggak ramah untuk para kreatornya. Kenapa ya?

title

FROYONION.COM - Siapa sih yang ga nonton YouTube zaman sekarang? Mulai dari anak umur 1 tahun sampai hansip yang lagi jaga di pos ronda juga pasti nonton YouTube. YouTube udah jadi kebutuhan primer bagi beberapa orang di zaman sekarang. Tapi gak semua orang tau kalo YouTube juga memiliki banyak problematikanya sendiri.

Memang harus diakui kalau YouTube sudah mampu “menggantikan” posisi televisi sebagai hiburan utama dalam waktu senggang. Bukan cuma sekedar hiburan, YouTube juga menjadi tempat mendapatkan berbagai macam informasi atau hal-hal baru dan mudah didapatkan hanya dengan menulis keyword yang tepat. Seperti yang kalian harus ketahui kalo di Indonesia saja ada lebih dari 10 juta channel YouTube aktif dari berbagai genre

Gue sebagai penonton aktif YouTube dari tahun 2015 sampe sekarang suka mengamati alur dari YouTube itu sendiri. Gak bisa dipungkiri kalo semakin besar platform akan jadi besar pula masalah yang bisa terjadi. Biasanya masalah di dalam YouTube hanya akan berkutat di sekitar lingkup content creator saja. Tapi akhir-akhir ini lingkup permasalahan nya kini sudah melebar hingga content creator melawan YouTube itu sendiri.

Kita mungkin bisa sedikit flashback dan mengingat “YouTube Rewind 2018: Everyone Control Rewind” berhasil memuncaki peringkat ke-1 dan berhasil menggeser “Baby” milik Justin Bieber dalam video dengan dislikes terbanyak didunia menjadi bukti ketidakpuasan content creator maupun penonton terhadap YouTube. Masalah lain datang dalam perihal claiming copyright di dalam video, yang juga menjadi masalah sendiri untuk berbagai content creator. Bimo dari channel “Picky Picks” mengungkapkan bahwa claimer copyright itu sendiri tidak memiliki latar belakang yang jelas dengan mudah mengklaim videonya. 

Permasalahan AdSense juga menjadi masalah utama bagi para content creator. Bahkan content creator sekelas Deddy Corbuzier videonya terklaim “dollar kuning” oleh YouTube. Padahal isi video podcast Deddy Corbuzier yang terkena “dollar kuning” itu hanya pembahasan tentang memasak dengan bintang tamu ibu Sisca Soewitomo. Mungkin di mata penikmat YouTube hal-hal seperti ini gak terlalu berpengaruh, tapi hal macam ini sangat berpengaruh besar untuk para content creator

Saat ini permasalahan baru muncul dikarenakan sekarang YouTube tidak menampilkan angka dislike didalam video. YouTube menghilangkan angka dislikes dengan beralasan “melindungi creator dan mencegah terjadinya penyalahgunaan tombol dislike.” Tapi yang gak disadari oleh YouTube juga dengan policy ini bisa menjadi masalah tersendiri untuk para pengguna YouTube.

Buat penonton aktif dan pengguna YouTube untuk mencari tutorial pembuatan program berbau elektro seperti gue, dengan menghilangkan tombol dislike gue jadi ga tau mana tutorial yang paling baik dan sesuai. Gue harus lihat videonya satu persatu dari sekian banyak video tutorial yang gue inginkan dan itu cukup memakan waktu. Biasanya untuk pengguna aktif bisa dengan mudah mencari video yang sekiranya sesuai dengan melihat angka penonton dan perbandingan antara angka likes dan dislike- nya. 

Di balik beberapa policy YouTube yang cukup menyulitkan content creators untuk bebas berkreasi. YouTube policy tentu aja di sisi lain membuat para penonton YouTube untuk lebih aman dalam menggunakan YouTube. Tentunya gue sebagai penikmat YouTube mulai dari konten berkualitas kayak Froyonion sampe drama ala YouTuber Indonesia di masa sekarang. Kita sebagai penonton YouTube harus memiliki “common sense” dalam menggunakan platform ini. Memang kita tidak bisa membatasi masing-masing orang dalam hal yang disukai. Tapi alangkah bagusnya juga kalo kita menggunakan YouTube dengan sebaik mungkin dan menjadi creator yang lebih peduli lagi akan ‘environment’ di dalam YouTube itu sendiri. Ada kutipan favorit gue yang didapat dari salah satu video YouTube yang pernah gue tonton berjudul “WTF Indonesia : The Final Episode” dari VNGNC dan mungkin menurut gue sebagai salah satu video terbaik yang pernah gue liat selama terjun di dunia YouTube “Everything will change or nothing will.” (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Prongs

Prongs