Esensi

DENGERIN MUSIK SELALU GENJOT KREATIVITAS. MASAK IYA?

Saat-saat ngerasa suntuk, ide nggak ngalir, kita terbiasa berpaling pada musik. Seolah musik sebuah alat jitu pengundang inspirasi. Benarkah musik bisa memicu kreativitas atau cuma sugesti saja?

title

FROYONION.COM - Ayo siapa yang selalu nggak bisa kerja atau nugas tanpa muter lagu dari band atau penyanyi kesayangan? Gue sendiri adalah salah satu dari orang-orang yang sudah kecanduan musik. Kayak sepi aja kalau kerja tanpa ada musik di telinga.

Dan saat ide mampet, rasanya kayak mau nyetel musik keras-keras biar aliran ide itu kembali lancar. Makanya buat ngelancarin kinerja otak, gue sering menganggap musik sebagai bagian dari ritual penting. Bukan sebuah pelengkap semata. Udah lebih dari bagian dari gaya hidup.

Selama ini musik memang dianggap sebagai salah satu alat pemicu kreativitas. Pernah di suatu saat gue sendiri ngalami saat mau ujian ada tren dengerin musik Mozart buat diputer saat belajar buat ujian. Sampai ada juga tren bayi dan janin diputerin musik klasik supaya pinter dan kreatif. 

Buat orang dewasa muda yang udah kerja kayak kita, musik juga dicap sebagai unsur wajib yang harus ada di sebuah tempat yang identik dengan pusat kreativitas. Kafe, galeri, dan tempat-tempat semacam coworking place buat startup kekinian juga sering menggunakan musik sebagai latar belakang agar tak terkesan lengang.

Tapi apakah manfaat musik pada kelancaran kinerja otak dan kreativitas ini cuma sugesti atau memang fakta ilmiah yang nggak terbantahkan?

Gue coba nyari tau buat kalian semua nih, Civs.

Sebuah penelitian yang dilaksanakan sejumlah psikolog dari University of Central Lancashire, University of Gävle di Swedai dan Lancaster University di Inggris sana berhasil membongkar mitos populer tentang manfaat musik terhadap kreativitas manusia yang mendengarkannya. Mereka secara spesifik meneliti dampak musik yang diputar sebagai latar belakang pada kinerja/ performa seseorang yang mendengarkan.

Menurut temuan mereka, musik ternyata malah memberikan efek sebaliknya pada kreativitas manusia. Para subjek penelitian ini diuji performanya dengan memberikan masalah/ pertanyaan yang berfokus pada kreativitas verbal setelah mereka bekerja dengan mendengarkan musik latar belakang yang diyakini banyak orang bisa meningkatkan kreativitas.

Ilmuwan menemukan bahwa musik latar malah “menumpulkan secara signifikan” kemampuan pendengarnya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan kreativitas verbal. Tapi suara-suara dalam perpustakaan tidak memberikan efek apapun.

Misalnya seorang partisipan diberikan 3 kata berbeda (misalnya kereta, awan, kedai) dan diharuskan menemukan satu kata lagi yang bisa mengaitkan ketiga kata tadi.

Peneliti menggunakan 3 eksperimen dengan 3 jenis musik: musik latar dengan lirik yang tidak familiar, musik instrumental (tanpa lirik), dan musik dengan lirik yang sudah diakrabi.

Yang menarik ialah mendengarkan musik dengan lirik yang familiar (lagu-lagu yang sudah kita hapal) menumpulkan kreativitas kita meski memang harus diakui musik kesukaan tadi membuat kita ceria, senang dan bersemangat.

Secara umum hasil penelitian ini mendobrak asumsi yang selama ini beredar di masyarakat bahwa musik - baik yang tanpa lirik, dengan lirik familiar dan lirik yang tak familiar - bisa memacu kreativitas. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca