Esensi

BUKAN KIMCHI, INILAH KULINER FERMENTASI DALAM NEGERI YANG KUDU KAMU CICIPI

Siapa sih yang nggak sering makan nasi? Bahan pokok makanan utama orang Indonesia, banyak pengolahannya. Tak kalah, Tasik punya resep yang dicampur dengan oncom fermentasi ditemani sambal yang nikmat bagi lo yang suka pedas.

title

FROYONION.COM – Kalau ngebahas soal makanan fermentasi, yang pertama kebayang di otak kita biasanya produk minuman kesehatan yang dikemas dalam botol kecil yang bahannya dari susu sapi. Atau kalau kamu anaknya suka hal-hal berbau Korea, mikirnya pasti kimchi yang baunya mirip sayuran basi. Bisa juga kamu terpikir tempe, yang konon sudah dilirik orang dari banyak negara karena khasiat kesehatannya yang oke banget.

Emang kata penelitian, makanan berfermentasi bisa memperbaiki kondisi pencernaan kita. Itu karena makanan fermentasi merangsang pertumbuhan bakteri baik, yang membuat penyerapan makanan makin optimal pula.

Di sini gue bakal perkenalkan salah satu makanan fermentasi khas dari kampung gue, yaitu nasi TO khas Tasikmalaya. Oncom hasil fermentasi dari kedelai yang mirip dengan tempe dengan proses fermentasi yang berbeda dicampur dengan makanan pokok orang Indonesia yaitu nasi.

Dulu nasi TO jadi makanan pokok kalangan bawah di era tahun 1940 di daerah kalangan Sunda, karena makanan masih pada mahal tidak sebanding dengan penghasilan yang mereka peroleh. Oncom dan nasi menjadi bahan makanan yang murah pada waktu itu. Oncom yang diolah dicampur dengan gula, garam, terasi lalu ditumbuk dan hasil tumbukan dicampur dengan nasi. Namun, pencampuran dua bahan itu rasanya enak. Saat ini, makanan ini menjadi salah satu makanan yang disukai oleh berbagai kalangan dan menjadi makanan khas Tasikmalaya. Terbukti dari banyaknya restoran yang khusus menyajikan nasi TO.

Biasanya nasi TO disajikan dengan gorengan seperti cipe (aci tempe), gehu (toge tahu), bala bala (gorengan bakwan), dan ayam goreng, bahkan ikan asin. Lalapan tambahan seperti kol, timun, leunca atau ranti, terong lalap berbentuk bulat yang membuat hidangan jadi lebih segar. Jangan lupa nih buat lu yang paling suka sama namanya sambel. Sambel yang disuguhi berupa sambel goang, sambel terasi, atau sambel surawung. Beuh enak deh pokoknya lu bikin nagih! 

Untuk rasa sendiri yang pernah gue coba sedikit pahit kenyel kenyel oncom yang gak hambar seperti nasi doang. Urutan gue makan sih biasanya nasi oncom dicocolin ke sambel tuh, selagi dikunyah makan gorengan sebagai penambah cita rasa. Apalagi setiap warung makan itu menyajikannya ketika masih hidangan hangat. Nikmat luar biasa dan lu mesti nyoba. Cuman memang yang masih disayangkan nasi TO ini cuman ada di Tasik sama daerah sekitar kota Tasik aja. 

Andang Firdaus yang menjadi pengamat makanan Sunda mengatakan bahwa pembuatan oncom ini cukup rumit. Pertama-tama, oncom yang semula berbentuk kotak layaknya tempe, diubah menjadi butiran butiran oncom untuk nasi TO. Jadi oncom ditumbuk terlebih dahulu dan dijemur selama sehari. Setelah oncom udah kering, ditambah bumbu penyedap seperti kencur, bawah merah, bawang putih, gula sedikit, dan garam. Udah dicampur tuh ya dijemur lagi sampe kering. Udah dijemur dua kali, butiran oncom tadi digoreng tanpa minyak atau yang biasa disebut sangrai atau digarang.

Warung makan nasi TO memiliki nuansa yang Sunda banget. Bangunannya nggak dibangun menggunakan semen yang jadi tembok, melainkan bambu dan anyaman Sunda. Udah kayak gubuk sawah dalam ukuran besar. Eittss, tapi seni menatanya nggak sembarangan kayak gubuk yang lu bayangin. Dekorasinya pedesaan, dan nuansa makannya secara emperan nggak perlu kursi. Apalagi warung makan favorit gue nih belakangnya sawah, serasa nikmat aja melihat hijaunya padi yang masih segar walau warung makannya deket kota. Di kota Tasik masih ada banyak lahan sawah dan kota ini juga menjadi salah satu daerah pemasok beras Indonesia. Pasti lu pernah dengar beras Singaparna atau pandan wangi kan? Tasikmalaya-lah daerah yang menghasilkan beras-beras unggulan tadi.

Penyajian dari nasi TO pun nggak perlu nunggu lama, ada warung yang dagangnya tuh masak sama nyajiin nasi TO nya depan para pelanggannya. Yaa meja yang melingkar ngadep ke penjualnya. Nasi yang masih hangat disajiin dengan butiran oncom yang ditumbuk, lalu diaduk rata ke nasinya. Udah ditaruh ke piring ditemani sajian sayuran dan sambel disisinya. Gorengan nya kita yang custom dan ambil sendiri. Piring yang digunain pun bukan piring kaca atau mika, melainkan menggunakan anyaman kayu kecil yang di atasnya pake kertas nasi yang biasa dipake nasi kuning, jadi si penjual pun nggak ribet buat nyuci piringnya. Cuman buang kertas nasinya aja dan diganti sama kertas nasi baru. Lebih efisien dan higienis penyajiannya dan menambah nuansa sunda pedesaan tempo dulu.

Berbeda warung nasi TO berbeda pula cita rasanya. Gue dan pasangan gue biasanya makan nasi TO favorit di daerah BKR yang mau jalan ke Universitas Siliwangi, nama warung nasi TOnya Jayaraga sama Mughni. Kok bisa berbeda rasa? Mulai dari sambel yang dibuat sesuai resepnya sendiri, banyaknya penyajian nasi, segarnya lalapan, gorengan, meratanya pengadukan nasi sama oncomnya. Dan yang jelas harganya. Kalo harga yang tertera bisa memuaskan dan terasa manfaatnya lebih dari harga itu sendiri ya pasti jadi pilihan. Ya contohnya dua warung favorit kita, harganya murah cuman Rp7.0000 / porsi dan Rp5.000/ porsi, nambah gorengan Rp1.000/ biji. Total nggak sampe Rp10.000!

Buat lu yang berkunjung ke Tasik, jangan lupa coba masakan khasnya yang bikin lu demen dengan harga yang terjangkau pula. Soalnya kota Tasik sekarang udah banyak pendatang karena banyak mahasiswa Universitas Siliwangi yang berasal dari luar kota, apalagi sekarang kampus ini udah negeri. Cocok lah pokoknya, apalagi kalo rencana mau studi banding ke kampus negeri kan?

Kalo jarak dari kampus Universitas Siliwangi nggak jauh yaa sekitar 500m – 1 km. Warung yang sering kita kunjungi memang tidak pernah kehabisan pelanggan, selain rasanya yang enak dan harga yang terjangkau ya tempatnya strategis ditambah nuansa yang Sunda banget. Pokoknya nggak bakal nyesel deh buat dateng ke kota Tasikmalaya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Nico

Asli urang Tasik yang bikin artikel menarik