
Memahami pikiran manusia lain adalah sebuah misteri yang akan selalu dikembangkan ilmu psikologi. Setiap hari manusia menumbuhkan pemikiran kompleks yang tidak selalu dapat dipahami dalam sekali berbicara. Serial Netflix berjudul You menjadi sebuah refleksi metodis untuk memahami manusia di sekitar kita.
FROYONION.COM - Bermula pada sebuah toko buku di tengah Kota New York, Joe Goldberg menjadikannya sebagai sebuah ruang analisis manusia. Sebagai seorang lelaki yang masih tertarik kepada perempuan, Joe lebih banyak melakukan analisis karakter terhadap pelanggang perempuan yang masuk ke toko bukunya.
Toko buku itu sendiri menjadi ruang penyamaran paling aman bagi Joe untuk menyembunyikan sebuah rahasia besar yang ia simpan. Sebagai seorang penjaga toko buku, Joe juga ditampilkan sebagai seorang yang memiliki pengetahuan luas, hingga ia lebih dekat disebut sebagai pustakawan daripada sekadar penjual buku.
Dengan pengalamannya membaca banyak buku, ia pun memahami pemikiran manusia melalui karakter dalam buku-buku yang ia jual. Joe membuktikan dirinya sebagai seorang psikoanalis yang memahami karakter fiksi sebagai cerminan realita.
Pandangan itu didapati Joe setelah memahami fenomena kultural yang ada di sekitarnya. Kenyataan bahwa manusia tidak bisa lepas dari pemahamannya pada semesta di sekitarnya membuat Joe tahu bahwa buku-buku yang ditulis manusia sekaligus sebagai cara untuk memahami lingkungan.
Manusia dengan alam, manusia yang hidup di alam, dan manusia yang berkumpul dengan manusia lainnya untuk memanfaatkan alam—adalah jenis-jenis yang dipelajari karakternya oleh Joe. Dari ketiga hal mendasar itu, Joe bisa mengetahui kedalaman pemikiran manusia.
Guennevere Beck adalah perempuan pertama yang ditunjukkan dalam musim pertama serial Netflix You. Joe melihat Beck sebagai pelanggan yang sekaligus menginginkan perhatian melalui belasan gelang yang melingkar di lengan tangan kirinya.
Melalui pembacaan karakter itu, diam-diam Joe menjadi seorang stalker yang mengintip kehidupan Beck. Dari seorang lelaki yang tampak normal dengan landasan pemikiran heroik, Joe justru menyelam terlalu dalam ketika mengikuti cara berpikir Beck.
Joe pun mulai memahami Beck sebagai seorang perempuan yang haus perhatian dan menggunakan pondasi berpikirnya itu sebagai metode pemerolehan uang. Joe di sini melihat Beck sebagai seorang pejuang yang mencoba menjaga gaya hidupnya di New York.
Dikenal sebagai salah satu kota yang menuntut gaya hidup mahal, Beck dipaksa untuk mengikuti arus tekanan itu dengan interaksi yang berbahaya. Interaksi yang dibangun Beck dengan Benji misalnya, seorang anak dari keluarga kaya yang sedang menciptakan produk cola murahan, menuntunnya pada hubungan seksual yang tidak sehat.
Interaksi sosial lain yang dibangun Beck yang berbahaya juga dilakukannya dengan salah satu dosen di universitas tempatnya mengajar. Diketahui bahwa Beck merupakan seorang asisten dosen sastra di universitas tersebut.
Kecantikan dan sensualitas Beck justru dimanfaatkan oleh sang dosen untuk menggoda Beck. Dosen tersebut pun mengancam agar Beck tidak digaji hingga dikeluarkan dari jabatannya di universitas kalau tidak mau melayani libido sang dosen.
Peristiwa-peristiwa ini mampu terbaca oleh Joe dari pertama ia melihat Beck di toko bukunya. Ketika ia mampu melakukan pembacaan yang mendalam tersebut, Joe justru tenggelam dalam sindrom heroistik yang membuatnya selalu ingin menjaga Beck.
Sikap yang terbangun dalam pemikiran Joe itu justru membuatnya tenggelam dalam kebenaran palsu. Peristiwa-peristiwa kriminal pun mulai dilakukannya dengan semboyan “perlindungan untuk Beck”. Ia selalu hadir sebagai pahlawan kepagian bahkan ketika Beck sebenarnya tidak terlalu menginginkannya. Perjalanan pembacaan psikologis itu pun membuat film You digarap Netflix hingga 4 musim.
Persoalan psikologis sendiri menjadi sebuah topik yang sedang hangat sekarang. Kesadaran masyarakat tentang kebutuhan kesadaran psikologis menjadi titik tolak yang selalu dibahas pada banyak media. Ketika di masa lalu persoalan psikologis masih di tahap permulaan dan lebih banyak tenggelam dalam suatu tradisi, kini persoalan psikologis terus digarap sebagai sebuah potret kehidupan masyarakat.
Serial You menunjukkan bahwa di sekitar lingkungan kita terdapat berbagai golongan manusia yang membutuhkan perhatian psikologi secara khusus. Masalah yang dilahirkan oleh Qurter Life Crisis membua ruang pandangan psikologis pertama yang diperlihatkan oleh serial You.
Kondisi Quarter Life Crisis menunjukkan bagaimana generasi yang hidup di masa ini bergantung pada aktivitas virtual. Aktivitas yang kebanyakan berisi tentang kepalsuan itu memancing harapan palsu dari teman-teman virtualnya.
Harapan palsu yang terbangun menciptakan usaha penggapaian atasnya yang terkadang di luar nalar para pemimpinya. Tak heran, usaha-usaha yang di luar batas moral konvensional seperti diabaikan demi pencapaian nilai yang tergolong tinggi itu.
Menonton serial You membuat kita sadar bahwa lingkungan masyarakat psikologis saat ini mengalami dekadensi yang menakutkan. Kesadaran akan kebutuhan di atas keinginan menjadi sorotan penting agar kita tidak terjebak dalam harapan palsu.
Realitas yang ada sebenarnya bisa ditanggapi dengan sederhana. Hidup yang tidak terpaku pada tuntutan membuat seseorang tidak tenggelam dalam harapan palsu yang justru menakutkan. Harapan palsu seperti kepemilikan atas sesuatu, jabatan pada sebuah organisasi, hingga status terhadap kalangan borjuis pun menjadi tidak penting jika kita mampu memandang kesederhanaan sebagai kebutuhan.
Dunia virtual yang kita kenal memang membuat kita merasa tenggelam dalam harapan-harapan yang semakin tidak masuk akal. Pemenuhan atasnya dalam waktu yang singkat adalah hal yang tentu tidak bisa digapai semua orang. Serial Netflix You memberikan nilai kesadaran akan bahaya kriminalitas apabila kita terjebak dalam keinginan untuk menggapai hal-hal yang mustahil secara cepat itu.
Maka dari itu, kesadaran untuk berjalan dengan kekuatan psikis dan fisik sendiri menjadi hal penting agar kita tidak terjebak seperti Joe Goldberg! (*/)