Tech

BELI BENSIN DI APLIKASI HP, TAPI BUKANNYA HP NGGAK BOLEH DIPAKAI DI SPBU?

Di saat semua berubah digital, Pertamina juga gak mau kalah. Mereka punya terobosan baru soal digitalisasi yaitu dengan beli bensin wajib pakai aplikasi ponsel, tapi emang gak takut meleduk?

title

FROYONION.COM - Digitalisasi emang gak pernah bisa kita bendung. Pilihannya cuman dua, kita jadi kelompok yang kaget adanya digitalisasi atau yang can get everything about the tech. Liat kondisi itu sih, rasanya anak muda harus siap dengan segala bentuk digitalisasi yang mungkin gak akan kebayang di depan.

Dulu, siapa sangka kalau kita bisa ngobrol sama orang tanpa pulsa, beli tiket bioskop tanpa perlu capek ngantre, atau bisa tahu kapan jadwal busway datang di halte? Karena teknologi semua hal yang mustahil bisa kejadian. Makanya, kalau gak kreatif ngikutin tren dan manfaatin tools yang ada pasti lo akan jadi kelompok yang kaget soal digitalisasi.

Aplikasi MyPertamina yang belakangan banyak diunduh. Aplikasi garapan Pertamina ini ternyata punya user interface yang enak. (Sumber: Dok. penulis)
Aplikasi MyPertamina yang belakangan banyak diunduh. Aplikasi garapan Pertamina ini ternyata punya user interface yang enak. (Sumber: Dok. penulis)

Hal itu juga mungkin yang dipikirin Pertamina. Perusahaan migas asil Indonesia itu baru aja ngeluarin terobosan baru soal penggunaan media digital untuk beli bensin. Nantinya, semua orang yang pengin beli bensin, harus beli lewat aplikasi MyPertamina.

Sekilas sih terobosan ini bikin dahi mengkerut bingung. Masa iya, beli bensin harus pakai aplikasi? Gimana kalau ada yang gak punya hape? Pertanyaan masyarakat soal itu pun ternyata udah disiapin Pertamina. Menurut mereka, bagi yang gak punya hp nanti bisa dibantuin sama petuga SPBU-nya untuk cek nomor polisinya baru bisa ngisi bensin.

Oke gini, untuk lo yang belum tau cara pemakaian aplikasi digital MyPertamina, ini sedikit ulasannya. Sebenarnya, aplikasi ini cukup mudah digunakan dan user friendly. UI/UX-nya juga gak terlalu ngebingungin dan cukup cocok untuk digunain oleh anak muda.

Untuk pakainya, pertama lo buka aplikasi MyPertamina dan registrasi beberapa identitas (data diri, jenis kendaraan, merek, nomor polisi, tipe konsumen: bisnis, pribadi, ojol, transportasi umum, dsb). Abis itu, aplikasi ini juga ngarahin kita ke LinkAja untuk memuluskan bagian pembayaran nanti. Kalau udah beres semuanya, lo bisa langsung isi bensin. Masuk ke SPBU, petugas pasti langsung sigap layanin yang pakai aplikasi MyPertamina.

Tapi masalahnya (dan pasti jadi masalah utama) adalah urusan sinyal. Yak betul, sinyal ini selalu jadi momok menakutkan bagi setiap aplikasi digital yang hubungin satu jaringan ke jaringan lain. Sinyal ini pun bisa bikin waktu isi bensin kita makin lama.

Lewat pengalaman reporter Detik.com, dia bilang dibanding pembayaran dengan uang tunai (cash), pembelian bensin lewat aplikasi MyPertamina bisa dua kali lebih lama. Nunggu sinyal-lah, HP gak support-lah, sampai masalah minor kaya kecerahan layar yang bikin tampilan aplikasi gak jelas atau salah klik aplikasi.

Untungnya, dengan aplikasi digital ini kita bisa tahu kapan kita isi bensin, di mana isi bensinnya, sampai berapa liter bahan bakar yang masuk ke tangki. Semua tercatat jelas. Keunggulan ini bisa bikin kita lakuin kebiasaan baru kaya tertib keuangan dan tabungan. Alasan "uang tabungan kepake untuk beli bensin" pun perlahan gak bakal keluar dari mulut kita.

Pertamina juga klaim kalau pakai aplikasi MyPertamina waktu beli bensin bikin bensin subsidi bisa diterima dengan tepat sasaran. Jadi, nanti orang yang bener-bener butuh subsidi aja yang bisa beli bensin bersubsidi dalam hal ini Pertalite dan Solar. Alasan yang cukup mulia sebenarnya.

Tapi di samping itu, penggunaan aplikasi ponsel di SPBU ini juga bikin kita mikir dua kali. Salah satunya soal pakai hape waktu kita lagi ngisi bensin. Konon, kalau main hape waktu kita ngisi bensin, radiasi yang muncul dari ponsel pintar kita ini bisa bikin bensin yang diisin ke tangki kendaraan kita meledak.

Itu yang jadi alasan kenapa banyak SPBU yang pasang tanda larangan penggunaan hape, foto, sampai merokok. Digitalisasi terbatasi aturan negeri sendiri? Tapi ternyata, Pertamina langsung bikin klarifikasi. Biar aplikasi tetep jalan, digitalisasi mapan, Pertamina bilang pakai ponsel di SPBU boleh. Asal ...

1. Pakai di area publik kaya taman, market store, foodcourt, dan kantor SPBU

2. Pakai saat pembayaran dengan MyPertamina dari dalam mobil atau jarak aman 1,5 meter dari dispenser SPBU

Dari dua ketentuan itu bisa kita simpulkan kalau pakai hape di SPBU ternyata boleh, selama lokasi penggunaan dan peruntukannya sesuai. Kalau pakai ponsel tanpa buka MyPertamina gimana? Boleh disimpulkan sendirilah ya. Yang pasti, Pertamina gak ngizinin pelanggannya pakai ponsel sewaktu:

1. Dekat area tangki

2. Dekat area pembongkaran SPBU

3. Dekat dengan pompa pengisian

Jadi, digitalisasi beli bensin apa sudah mangkus dan sangkil? Nanti bakal dijawab kalau sinyal di sini bagus ya. Di kampung masih susah sinyal soalnya nih. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haidar Rais

Content Writer yang lagi belajar menikmati setiap perjalanan, asam garam, semuanya. Mohon doanya.